PENDAHULUAN
Kelapa sawit
(Elaeis) adalah tanaman perkebunan penting penghasil minyak makanan,
minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel). Indonesia adalah
penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia.
Diperkirakan pada tahun 2009, Indonesia akan menempati posisi pertama
produsen sawit dunia. Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dilakukan
kegiatan perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada
dan intensifikasi. Pelaku usahatani kelapa sawit di Indonesia terdiri
dari perusahaan perkebunan besar swasta, perkebunan negara dan
perkebunan rakyat. Usaha perkebunan kelapa sawit rakyat umumnya dikelola
dengan model kemitraan dengan perusahaan besar swasta dan perkebunan
negara (inti – plasma). Khusus untuk perkebunan sawit rakyat,
permasalahan umum yang dihadapi antara lain rendahnya produktivitas dan
mutu produksinya. Produktivitas kebun sawit rakyat rata-rata 16 ton
Tandan Buah Segar (TBS) per ha, sementara potensi produksi bila
menggunakan bibit unggul sawit bisa mencapai
30 ton TBS/ha. Produktivitas CPO (Crude Palm Oil)
perkebunan rakyat hanya mencapai rata-rata 2,5 ton CPO per ha dan 0,33
ton minyak inti sawit (PKO) per ha, sementara di perkebunan negara
rata-rata menghasilkan 4,82 ton CPO per hektar dan 0,91 ton PKO per
hektar, dan perkebunan swasta rata-rata menghasilkan 3,48 ton CPO per
hektar dan 0,57 ton PKO per hektar. Salah satu penyebab rendahnya
produktivitas perkebunan sawit rakyat tersebut adalah karena teknologi
produksi yang diterapkan masih relatif sederhana, mulai dari pembibitan
sampai dengan panennya. Dengan penerapan teknologi budidaya yang tepat,
akan berpotensi untuk peningkatan produksi kelapa sawit. Pengkajian
menginformasikan teknik budidaya dan pasca panen kelapa sawit anjuran,
sehingga hasil produksi sawitnya bisa lebih tinggi.
SYARAT TUMBUH
Lama penyinaran
matahari yang baik untuk kelapa sawit antara 5-7 jam/hari. Tanaman ini
memerlukan curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm, temperatur optimal
24-28oC. Ketinggian tempat yang ideal untuk sawit antara 1-500 m dpl (di atas permukaan laut). Kelembaban optimum
yang ideal untuk tanaman sawit sekitar 80-90% dan kecepatan angin 5-6
km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Kelapa sawit dapat tumbuh pada
jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau
Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Tingkat
keasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0-5,5. Kelapa sawit
menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase (beririgasi)
baik dan memiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas.
Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari
15o.
TEKNOLOGI BUDIDAYA
Pengecambahan Benih
Tahapan pekerjaan dalam pengecambahan benih sebagai berikut:
- Buah dikupas untuk memperoleh benih yang terlepas dari sabutnya. Pengupasan buah kelapa sawit dapat menggunakan mesin pengupas.
- Benih direndam dalam ember berisi air bersih selama 5 hari dan setiap hari air harus diganti dengan air yang baru.
- Setelah benih direndam, benih diangkat dan dikering anginkan di tempat teduh selama 24 jam dengan menghamparkannya setebal satu lapis biji saja. Kadar air dalam biji harus diusahakan agar tetap sebesar 17%.
- Selanjutnya benih disimpan di dalam kantong plastik berukuran panjang 65 cm yang dapat memuat sekitar 500 sampai 700 benih. Kantong plastik ditutup rapat-rapat dengan melipat ujungnya dan merekatnya. Simpanlah kantong-kantong plastik tersebut dalam peti berukuran 30 cm x 20 cm x 10 cm, kemudian letakkan dalam ruang pengecambahan yang suhunya 39oC.
- Benih diperiksa 3 hari sekali (2 kali per minggu) dengan membuka kantong plastiknya dan semprotlah dengan air Teknolog i Budidaya Kelapa Sawit (gunakan hand mist sprayer) agar kelembaban sesuai dengan yang diperlukan yaitu antara 21- 22% untuk benih Dura dan 28-30% untuk Tenera. Contoh benih dapat diambil untuk diperiksa kelembabannya.
- Bila telah ada benih yang berkecambah, segera semaikan pada pesemaian perkecambahan.
- Setelah melewati masa 80 hari, keluarkan kantong dari peti di ruang pengecambahan dan letakkan di tempat yang dingin. Kandungan air harus diusahakan tetap seperti semula. Dalam beberapa hari benih akan mengeluarkan tunas kecambahnya. Selama 15-20 hari kemudian sebagian besar benih telah berkecambah dan siap dipindahkan ke persemaian perkecambahan (prenursery ataupun nursery). Benih yang tidak berkecambah dalam waktu tersebut di atas sebaiknya tidak digunakan untuk bibit.
PENYEMAIAN:
Tahapan pekerjaan dalam penyemaian benih meliputi:
- Benih yang sudah berkecambah disemai dalam polybag kecil, kemudian diletakkan pada bedengan-bedengan yang lebarnya 120 cm dan panjang bedengan secukupnya.
- Ukuran polybag yang digunakan adalah 12 cm x 23 cm atau 15 cm x 23 cm (lay flat).
- Polybag diisi dengan 1,5-2,0 kg tanah atas yang telah diayak. Tiap polybag diberi lubang untuk drainase.
- Kecambah ditanam sedalam ± 2 cm dari permukaan tanah dan berjarak 2 cm.
- Setelah bibit dederan yang berada di prenursery telah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai, bibit dederan sudah dapat dipindahkan ke pesemaian bibit (nursery).
- Keadaan tanah di polybag harus selalu dijaga agar tetap lembab tapi tidak becek. Pemberian air pada lapisan atas Teknologi Budidaya Kelapa Sawit tanah polybag dapat menjaga kelembaban yang dibutuhkan oleh bibit.
- Penyiraman dengan sistem springkel irrigation sangat membantu dalam usaha menghasilkan kelembaban yang diinginkan dan dapat melindungi bibit terhadap kerusakan karena siraman.
- Untuk penanaman bibit pindahan dari dederan dibutuhkan polybag yang lebih besar, berukuran 40 cm x 50 cm atau 45 cm x 60 cm (lay flat), tebal 0,11 mm dan diberi lubang pada bagian bawahnya untuk drainase.
- Polybag diisi dengan tanah atas yang telah diayak sebanyak 15-30 kg/polybag, disesuaikan dengan lamanya bibit yang akan dipelihara (sebelum dipindahkan) di pesemaian bibit.
- Bibit dederan ditanam sedemikian rupa sehingga leher akar berada pada permukaan tanah polybag besar dan tanah sekitar bibit dipadatkan agar bibit berdiri tegak. Bibit pada polybag besar kemudian disusun di atas lahan yang telah diratakan, dibersihkan dan diatur dengan hubungan sistem segitiga sama sisi dengan jarak misalnya 100 cm x 100 cm x100 cm.
- Sebelum bibit ditanam, siram tanah dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup per liter air. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm.
Gambar 1. Pesemaian kelapa sawit dalam polybag. Bibit yang telah ditanam di polibag dipelihara dengan
baik agar pertumbuhannya sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat
dipindahkan ke lapang sesuai dengan umur dan saat tanam yang tepat.
Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, penyiangan, pengawasan dan
seleksi, serta pemupukan
Gambar 2. siram tanah dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup per liter air.
Penyiraman
Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari, kecuali apabila jatuh hujan
lebih dari 7-8 mm pada hari yang bersangkutan. Air untuk menyiram bibit
harus bersih dan cara menyiramnya harus dengan semprotan halus agar
bibit dalam polybag tidak rusak dan tanah tempat tumbuhnya tidak padat.
Kebutuhan air siraman ± 2 lt/polybag/hari, disesuaikan dengan umur
bibit. Akan Lebih baik pembibitan diselingi/ditambah SUPERNASA 1-3 kali dengan dosis 1 botol untuk + 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan
dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1
liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman
Penyiangan
Penyiangan Gulma yang tumbuh dalam polybag dan di tanah antara polybag
harus dibersihkan, dikored atau disemprot dengan herbisida. Penyiangan
gulma harus dilakukan 2-3 kali dalam sebulan, atau disesuaikan dengan
pertumbuhan gulma.
Pengawasan dan Seleksi
Pengawasan bibit dilakukan untuk mengamati pertumbuhan bibit dan
perkembangan gangguan hama dan penyakit. Bibit yang tumbuh kerdil,
abnormal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang.
Pembuangan bibit (thinning out) dilakukan pada saat pemindahan ke main
nursery, yaitu pada saat bibit berumur 4 bulan dan 9 bulan, serta pada
saat pemindahan bibit ke lapangan. Tanaman yang bentuknya abnormal
dibuang, yakni dengan ciri-ciri;
1. Bibit tumbuh meninggi dan kaku
2. Bibit terkulai
3. Anak daun tidak membelah sempurna
4. Terkena penyakit
5. Anak daun tidak sempurna
Pemupukan
Pemupukan bibit sangat penting untuk memperoleh bibit yang sehat, tumbuh
cepat dan subur. Pupuk yang diberikan adalah Urea dalam bentuk larutan
dan pupuk majemuk. Dosis dan jenis pupuk yang diberikan dapat dilihat di
bawah ini:
Urea |
| 225 kg/ha 1000 kg/ha |
TSP |
| 115 kg/ha 750 kg/ha |
MOP/KCl |
| 200 kg/ha 1200 kg/ha |
Kieserite |
| 75 kg/ha 600 kg/ha |
Borax |
| 20 kg/ha 40 kg/ha |
NB.
: Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September -
Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April).
POC NASA
a. Dosis POC NASA mulai awal tanam :
0-36 bln
| 2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 4 - 5 bulan sekali |
>36 bln
| 3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 3 – 4 bulan sekali |
b. Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA.
Tahap 1 : Aplikasikan 3 - 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon
Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon
Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPERNASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. Cara lihat Teknik Penanaman (Point 3.2.3.)
Tahap 1 : Aplikasikan 3 - 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon
Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon
Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPERNASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. Cara lihat Teknik Penanaman (Point 3.2.3.)
Pemesanan Produk Natural Nusantara (NASA)
Hubungi segera FAJARAYA NA - Distributor Resmi PT Natural Nusantara
Ngagenan 49 Banaran Boyolali, 57313 Telp : 081215056388/ 08562818625
Hubungi segera FAJARAYA NA - Distributor Resmi PT Natural Nusantara
Ngagenan 49 Banaran Boyolali, 57313 Telp : 081215056388/ 08562818625
0 comments:
Post a Comment